Baru-baru ini, relawan dari Telkom University bersama warga Desa Bojongsoang dan Citereup Dayeuhkolot bersatu membersihkan sampah di sekitar Jembatan Sungai Cigede. Aksi ini berhasil mengangkut sampah yang menumpuk di sungai. Namun, di balik keberhasilan tersebut, tersimpan pertanyaan mendesak: mengapa sampah masih terus menumpuk di sungai, padahal dampaknya merugikan semua pihak?
Faktanya, sebagian besar sampah di Sungai Cigede berasal dari kebiasaan masyarakat membuang limbah rumah tangga, plastik, dan sisa aktivitas lainnya secara sembarangan.
Dampak Membuang Sampah Sembarangan ke Sungai
Memicu Banjir dan Kerusakan Lingkungan
Sampah yang menumpuk di sungai, terutama plastik dan ranting, menyumbat aliran air. Saat hujan deras, air tidak bisa mengalir lancar ke hilir, sehingga meluap dan membanjiri pemukiman warga. Banjir tidak hanya merusak rumah dan infrastruktur, tetapi juga mencemari lahan pertanian dan sumber air bersih.Mengancam Kesehatan Masyarakat
Sampah organik yang membusuk menjadi tempat berkembang biaknya lalat, tikus, dan nyamuk penyebab penyakit seperti diare, demam berdarah, dan leptospirosis. Sementara sampah plastik yang terurai menjadi mikroplastik dapat mencemari air sungai, yang digunakan warga untuk mandi, mencuci, atau bahkan mengairi sawah.Merusak Ekosistem Sungai
Ikan, tumbuhan air, dan biota sungai lainnya terancam punah akibat racun dari sampah plastik dan limbah kimia. Jika ekosistem sungai rusak, rantai makanan akan terganggu, dan nelayan atau petani yang bergantung pada sungai akan kehilangan mata pencaharian.Biaya Penanganan yang Mahal
Pembersihan sampah dan penanggulangan banjir memakan anggaran besar, baik dari pemerintah maupun komunitas. Dana tersebut seharusnya bisa dialokasikan untuk program pemberdayaan masyarakat atau pembangunan infrastruktur lainnya.
