Pagi itu udara masih segar. Jalanan kecil di komplek rumah riung bandung yang belum terlalu ramai. Sambil mengenakan helm dan hoodie seadanya, saya mulai mengayuh sepeda menuju kampus—ya, Telkom University, tempat saya bekerja sekaligus belajar banyak hal.
Setiap kayuhan selalu terasa seperti meditasi. Jalanan tanjakan dan turunan dan banyak benjolan atau cekungan (polisi tidur/jalan rusak) bukan cuma soal fisik, tapi juga soal mental. Naik sepeda ke tempat kerja bukan cuma karena saya ingin hemat ongkos (walau itu bonus juga), tapi lebih karena saya ingin hidup yang lebih “terjaga”.
Kenapa Naik Sepeda?
Bukan karena tren. Bukan juga karena pengaruh influencer. Tapi karena saya mulai sadar: tubuh ini perlu diajak kompromi. Sebagai pegawai PuTI, duduk terlalu lama di depan layar bikin punggung nyeri, mata pegal, dan pikiran cepat lelah. Jadi, saya bikin keputusan kecil: naik sepeda ke kampus seminggu tiga kali: selasa, rabu, jum’at.
Dan hasilnya?
- Tidur jadi lebih nyenyak
- Mood pagi lebih stabil
- Pikiran terasa lebih segar saat mulai kerja
Gowes, Bukan Sekadar Transportasi
Buat saya, sepeda bukan cuma alat transportasi. Ia adalah medium refleksi. Sambil gowes berdzikir, kadang di tengah jalan saya kepikiran ide buat kerjaan kampus, atau sekadar mikirin kenapa kopi susu di rumah rasanya beda kalau diminum sendiri dibandingkan ditemani istri.
Sering juga saya papasan dengan para petani yang jogging pagi menuju sawah. Atau bahkan pesepeda lain. Kadang ada yang saling sapa, ada juga yang cuma senyum malu-malu. Tapi interaksi kecil itu yang bikin hari-hari menuju Telkom University terasa hidup.
Sepeda dan Kehidupan Digital
Sebagai seseorang yang juga bergelut di dunia digital marketing dan teknologi informasi, naik sepeda itu kontras banget. Di satu sisi kerjaan saya penuh dengan angka, dashboard, dan SEO audit. Tapi di sisi lain, sepeda ngajarin saya satu hal penting: konsistensi.
Nggak bisa instan. Nggak bisa curang. Mau sampai tujuan? Ya kayuh terus.
Dan tahu nggak? Pola pikir itu ternyata nular ke kerjaan. Nulis konten SEO, ngatur metadata, reset keyword—semuanya lebih sabar dan fokus sejak saya mulai rutin gowes.
Tips Singkat: Biar Gowes Tetap Asik ke Kampus
- Pakai helm! Keamanan nomor satu.
- Bawa handuk kecil, apalagi kalau pagi agak gerah.
- Sedia air minum atau pakai botol tumbler.
- Gunakan tas selempang ringan biar badan nggak pegal.
- Kalau memungkinkan, pilih jalur yang rindang (sambil cari inspirasi
)
Naik sepeda ke Telkom University memang bukan hal luar biasa. Tapi dari aktivitas sederhana itu, saya belajar banyak soal hidup, ritme, dan pentingnya menjaga diri di tengah dunia digital yang cepat banget berubah.
Kalau kamu lagi cari cara buat hidup lebih balance—coba deh mulai dari yang kecil. Siapa tahu, sepedamu bisa jadi guru kehidupan yang nggak kamu sangka.
Tag : naik sepeda ke kampus, gaya hidup sehat digital, pegawai telkom university, cara hidup balance, manfaat gowes pagi,
FAQ
- Apakah aman naik sepeda ke Telkom University?
Ya, selama mengikuti anjuran keselamatan dan memilih rute yang aman. - Apakah ada jalur sepeda ke kampus Tel-U?
Beberapa jalur alternatif bisa digunakan, terutama jalan lingkungan dan rute kampung yang lebih tenang. Bergantung dari lokasi rumahmu.
Mantappp