Career Education Event TelUtizen Video

#WebinarSeriesAkatel Pengukuran Kualitas Udara Berbasis Low-Cost Sensor (1/3)

0
Please log in or register to do it.



Oleh Dr. Eng. Indra Chandra

Dr. Eng. Indra Chandra adalah Alumni dari program sarjana (S1) dan pasca sarjana (S2) ITB, beliau melanjutkan S3 di Universitas Kanazawa Jepang dan lulus pada tahun 2017. Sebelumnya beliau merupakan Peneliti dan Dosen Tetap Teknik Elektro Telkom University Bandung sejak tahun 2008 lalu, dan saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Akademi Telkom jakarta.

Kualitas udara khususnya di negara-negara berkembang menjadi perhatian khusus dikarenakan salah satu faktor penyumbang terbesar terhadap perubahan iklim. Sumber emisi lokal maupun transportasi jarak jauh dari polutan tersebut akan mengakibatkan perubahan keseimbangan ekosistem yang terjadi tidak hanya di daerah sumber tetapi juga di lokasi-lokasi reseptor lainnya. Oleh karenanya, pengukuran kualitas udara yang baik dan berkesinambungan, dapat memetakan setiap perubahan yang terjadi.

Hanya saja, alat ukur berstandar yang ada sangat mahal untuk dilakukan di berbagai titik. Faktanya adalah penggunaan alat ukur secara real-time hanya di beberapa lokasi dalam satu daerah saja serta sampling partikulat secara aktif yang dilakukan secara periodik, misal 1 minggu – 1 bulan sekali, sehingga terjadi kekosongan data pada suatu lokasi dan waktu pengukuran. Low-cost sensor selain tren divais yang banyak diuji-cobakan di berbagai belahan dunia juga memiliki keuntungan berupa: (a) harga yang relatif murah, (b) bisa dipasang dibanyak lokasi, dan (c) dapat dipasang untuk pengukuran konsentrasi gas dan partikulat jangka panjang. Hanya saja, perangkat ini tidak dapat digunakan begitu saja, terlebih untuk menampilkan data kualitas udara di suatu daerah.

Pertama, perlu dilakukan kalibrasi terutama terhadap kelemahan-kelemahan pada metode sensing yang digunakan. Kedua, perlu perawatan selama proses pengukuran. Ketiga, pada satu titik tertentu masih perlu dipasang alat standar untuk secara periodik mengalibrasi sensor di lapangan dan melihat data-data anomali di lapangan. Riset kami selama dua tahun terakhir (2018-2020) berfokus pada pengujian di Laboratorium dan lapangan, seperti penggunaan sensor partikulat (PM2.5) dan gas (CO2), serta yang masih dalam tahap pengembangan menggunakan sensor (SO2, H2S, CO, CO2, dan NO2). Media transmisi yang digunakan berbasis GSM/WIFI serta dapat ditampilkan melalui smartphone atau website.

Contoh-contoh aplikasi lainnya berbasis micro sensors selain menggunakan stasiun tetap di luar ruangan yaitu pengukuran kualitas udara di dalam ruangan (indoor air quality), paparan konsentrasi terhadap manusia langsung di dekat saluran pernapasan (personal exposure), penggunaan sepeda (bike-borne measurement), serta pengukuran berbasis drone (drone-based measurement).

Dipaparkan pada kegiatan Olnine Seminar bersama Mahasiswa Akademi Telkom Jakarta pada 17 April 2020 WIB
Summarize this content to 100 words [matched_content]

source

Vocachamp Telkom University | Kesempatan Beasiswa
[Abdimas] Sosial Media untuk Pemasaran Online oleh Grisna Anggadwita, S.T., M.S.M.

Reactions

0
0
0
0
0
0
Already reacted for this post.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIF